Seorang hindu meyakini karmapbala, yang juga merupakan salah satu
bagian dari panca sraddba. Karmapbala
artinya buah dar atau hasil dari perbuatan.karma artinya perbuatan.
Pbala artinya buah atau hasil. Kata pahala berrasal dari kata phala ini
Perbuatan yang baik akan berbuah yang baik. Dan perbautan yang buruk
akan berbuah yang buruk. Sehingga kehidupan ini akan berjalan dengan adil
karena setiap perbuatan akan membuahkan hasil yang sepadan.
Tetapi kalau kita melihat kehidupan untuk jangka pendek saja, katakan
seumur kita saja, di saat-saat yang tidak menguntungkan kita bisa saja
tergelincir dan berpikir bahwa hidup ini adil. Misalnya pada situasi di mana
telah berusaha selalu berbuat baik
seumur hidup, tapi nasib buruk terus mendatangi kita dan lahir hingga dewasa
atau tau.
Mudah untuk mengatakan dahwa kita memahami hukum karmapbala apabila
perut kita kenyang, tinggal di rumah yang nyaman, bersekolah atau bekerja di tempat
yang baik dan memiliki banyak teman. Tetaip bail lahir di keluarga miskin, harus bekerja di
usia muda sementara teman sebaya masih bersenang-senang di sekolah, selalu
dipandang sebelah mata oleh orang lain dan berteman dalam lingkungan yang
buruk, hukum karmapbala bisa terdengar seperti omong kosong saja. Dongeng.perlu
upaya keras dan sejumput anugrah untuk dapat memahaminya, andainya kita harus
berjibaku dalam situasi seperti ini
Tetapi apakah kita mampu melihat
kehidupan ini secara utuh atau tidak, apakan kita membenci kehidupan
atau tidak, hukum karmapbala tetap berjalan dan kita tetap harus menerimanya
Jika kita mau perjalah lebih jauh kita akan tahu bahwa ada tiga pbala
karma itu, yaitu; sancita, prarbda dan kriyamana.
Sancita artinya pbala dari perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu
yang belum habis dinikmati dan masil merupakan benih yang menentukan kehidupan
kita sekarang. Prarabda artinya pbala darinpenbuatan kita pada kehidupan ini
juga tanpa bersisa. Dan kriyamana artinya saat berbuat sehingga harus diterima
pada kehidupan mendatang.
Jadi kalauk yang dalam hidup kita saat ini di mana kita selalu berusaha
melakukan hal baik tetapi nasib kita terasa buruk, itu pastilah karena sancita
karma kita yangn buruk yang suka atau tidak harus kita terima sakarang atau
jika kita melihat ada orang yang selalu melakukan hal yang buruk, kita merampas
hak orang lain, bersikap kasar dan sebagainya, tetapi nasib baik sekolah selalu
merangkulnya, pastilah itu kerana sancita karmayang baik, dan dia sedang
menikmatinya sekarang. Yang dia tidak sadari adalah bahwa sancita karma yang
baik tadinbisa habis, sementara dia tidak juga menabung karma baik untuk
kehidupannya mendatang
Karmapbala ini sesungguhnya membuat kita menjadi sangat dinamis. Kita
menentukan nasib kita sandiri. Kembali, kita harus bertanggung jawab pada diri
kita sendiri. Apakan hal yang baik atau yang buruk yang akan terjadi pada diri
kita, itu adalah hasil perbuatan kita sendiri. Bisa jadi penbuatan itu telah
kita lakukan di kehidupan yang lalu, atau baru saja kita perbuat di kehidupan
yang sekarang. Yang pasti adalah perbuatan baik yang kita lakukan sekarang,
apabila belum kita rasakan manjda kriyamana, yang pbala-nya akan kita nikmati
dalam kehidupan kita selanjutnya.
Bagaimana dengan bencana alam? Begitu banyak bencan yang terjadi di
muka akhir-akhir ini, gempa bumi, tunami, letusan gunung berapi, banjir, apakan
semua orang yang terkena bencana itu berarti sedang menima karmapbalanya?
Kalau saya disuruh menjawab, saya akan jawab: ya dalam kadar
masing-masing setiap orang yang terlibat dalam sebuah bancana, baik sebagai
korban maupun sebagai relawan, mereka sedang menjalani karmapbala
masing-masing. Kita penrnah tahu apa yang telah dilakukan seseorang dalam
kehidupannya yang lalu. Jangankan orang lain, bagaimana kehidupan kita sebelum
dipenuhi ketidaktahuan semacam itu, kita tidak bisa memberi peniliaian dengan
hanya berdasar pada pada apa yang kita lihat saat ini
Seandainya kita diberi kesempatan untuk mereview kembali kehidupan kita
sebelumnya, kita akan menyadari bahwa segala sesuatu yang tejadi pada kita
sekarang hanyalah buah dari perbuatan yang kita lakukan dahulu tidak ada yang
bisa lepas dari hukun karmapbala ini. Bahkan avatara krishna, seperti
dikisahkan dalam mahabarata, harus meninggal melalui bidikan panah seorang
pemburu yang bernama jara avatara krisna
tetap harus membayar karmanya karena telah ikur campur dalam perang bharata
(bharata yuda) . sebagai avatara, beliau pun tetap harus mengikuti karma. Apalagi
kita yang hanya manusia biasa
Menyadari hal ini membuat kita tidak akan pernah menyesali kehidupan.
Seperti yang saya katanya sebelumnya memahami karmapbala ini perlu usaha dan
anugrah. Apabila kita mampu memahaminya, maka kita selanjurnya dapat hidup dalam
kesadaran. Sadar bahwa kita bertanggung jawab atas apa yang pada diri kita. Sadar bahwa sesungguhnya kita
tengah hidup kita sendiri sepiat saat kita melewati jalan kehidupan ini
Apabila kita menyadari hal itu sepiat saat, setiap waktu maka hidup dapat
menjadi suatu perayaan. Tidak akan pernah ada sesal. Kita tahu bahwa setiap
saat kita berhadapan pada pilihan-pilihan. Kita harus membuat pilihan, dan
hasil pilihan kita itu pula yang akan kita nikmati
Kemudian blia kesadaran itu selalu menyelimuti, hasilnya kita akan
menjadi manusia yang dewasa dan menjadi manusia yang selalu dapat bersyukur
atas segala apa yang terjadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar