Sabtu, 26 Januari 2013

MENYADARI BAHWA APAPUN YANG TELAH TERJADI YANG SEDANG TFRJADI DAN YANG AKAN TERJADI ADALAH BUAH DARI KARMA



Seorang hindu meyakini karmapbala, yang juga merupakan salah satu bagian dari panca sraddba. Karmapbala  artinya buah dar atau hasil dari perbuatan.karma artinya perbuatan. Pbala artinya buah atau hasil. Kata pahala berrasal dari kata phala ini
Perbuatan yang baik akan berbuah yang baik. Dan perbautan yang buruk akan berbuah yang buruk. Sehingga kehidupan ini akan berjalan dengan adil karena setiap perbuatan akan membuahkan hasil yang sepadan.
Tetapi kalau kita melihat kehidupan untuk jangka pendek saja, katakan seumur kita saja, di saat-saat yang tidak menguntungkan kita bisa saja tergelincir dan berpikir bahwa hidup ini adil. Misalnya pada situasi di mana telah berusaha  selalu berbuat baik seumur hidup, tapi nasib buruk terus mendatangi kita dan lahir hingga dewasa atau tau.
Mudah untuk mengatakan dahwa kita memahami hukum karmapbala apabila perut kita kenyang, tinggal di rumah yang nyaman, bersekolah atau bekerja  di tempat  yang baik dan memiliki banyak teman. Tetaip bail  lahir di keluarga miskin, harus bekerja di usia muda sementara teman sebaya masih bersenang-senang di sekolah, selalu dipandang sebelah mata oleh orang lain dan berteman dalam lingkungan yang buruk, hukum karmapbala bisa terdengar seperti omong kosong saja. Dongeng.perlu upaya keras dan sejumput anugrah untuk dapat memahaminya, andainya kita harus berjibaku dalam situasi seperti ini
Tetapi apakah kita mampu melihat  kehidupan ini secara utuh atau tidak, apakan kita membenci kehidupan atau tidak, hukum karmapbala tetap berjalan dan kita tetap harus menerimanya
Jika kita mau perjalah lebih jauh kita akan tahu bahwa ada tiga pbala karma itu, yaitu; sancita, prarbda dan kriyamana.
Sancita artinya pbala dari perbuatan kita dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan masil merupakan benih yang menentukan kehidupan kita sekarang. Prarabda artinya pbala darinpenbuatan kita pada kehidupan ini juga tanpa bersisa. Dan kriyamana artinya saat berbuat sehingga harus diterima pada kehidupan mendatang.
Jadi kalauk yang dalam hidup kita saat ini di mana kita selalu berusaha melakukan hal baik tetapi nasib kita terasa buruk, itu pastilah karena sancita karma kita yangn buruk yang suka atau tidak harus kita terima sakarang atau jika kita melihat ada orang yang selalu melakukan hal yang buruk, kita merampas hak orang lain, bersikap kasar dan sebagainya, tetapi nasib baik sekolah selalu merangkulnya, pastilah itu kerana sancita karmayang baik, dan dia sedang menikmatinya sekarang. Yang dia tidak sadari adalah bahwa sancita karma yang baik tadinbisa habis, sementara dia tidak juga menabung karma baik untuk kehidupannya mendatang
Karmapbala ini sesungguhnya membuat kita menjadi sangat dinamis. Kita menentukan nasib kita sandiri. Kembali, kita harus bertanggung jawab pada diri kita sendiri. Apakan hal yang baik atau yang buruk yang akan terjadi pada diri kita, itu adalah hasil perbuatan kita sendiri. Bisa jadi penbuatan itu telah kita lakukan di kehidupan yang lalu, atau baru saja kita perbuat di kehidupan yang sekarang. Yang pasti adalah perbuatan baik yang kita lakukan sekarang, apabila belum kita rasakan manjda kriyamana, yang pbala-nya akan kita nikmati dalam kehidupan kita selanjutnya.
Bagaimana dengan bencana alam? Begitu banyak bencan yang terjadi di muka akhir-akhir ini, gempa bumi, tunami, letusan gunung berapi, banjir, apakan semua orang yang terkena bencana itu berarti sedang menima karmapbalanya?
Kalau saya disuruh menjawab, saya akan jawab: ya dalam kadar masing-masing setiap orang yang terlibat dalam sebuah bancana, baik sebagai korban maupun sebagai relawan, mereka sedang menjalani karmapbala masing-masing. Kita penrnah tahu apa yang telah dilakukan seseorang dalam kehidupannya yang lalu. Jangankan orang lain, bagaimana kehidupan kita sebelum dipenuhi ketidaktahuan semacam itu, kita tidak bisa memberi peniliaian dengan hanya berdasar pada pada apa yang kita lihat saat ini
Seandainya kita diberi kesempatan untuk mereview kembali kehidupan kita sebelumnya, kita akan menyadari bahwa segala sesuatu yang tejadi pada kita sekarang hanyalah buah dari perbuatan yang kita lakukan dahulu tidak ada yang bisa lepas dari hukun karmapbala ini. Bahkan avatara krishna, seperti dikisahkan dalam mahabarata, harus meninggal melalui bidikan panah seorang pemburu yang bernama jara  avatara krisna tetap harus membayar karmanya karena telah ikur campur dalam perang bharata (bharata yuda) . sebagai avatara, beliau pun tetap harus mengikuti karma. Apalagi kita yang hanya manusia biasa
Menyadari hal ini membuat kita tidak akan pernah menyesali kehidupan. Seperti yang saya katanya sebelumnya memahami karmapbala ini perlu usaha dan anugrah. Apabila kita mampu memahaminya, maka kita selanjurnya dapat hidup dalam kesadaran. Sadar bahwa kita bertanggung jawab atas apa yang  pada diri kita. Sadar bahwa sesungguhnya kita tengah hidup kita sendiri sepiat saat kita melewati jalan kehidupan ini
Apabila kita menyadari hal itu sepiat saat, setiap waktu maka hidup dapat menjadi suatu perayaan. Tidak akan pernah ada sesal. Kita tahu bahwa setiap saat kita berhadapan pada pilihan-pilihan. Kita harus membuat pilihan, dan hasil pilihan kita itu pula yang akan kita nikmati
Kemudian blia kesadaran itu selalu menyelimuti, hasilnya kita akan menjadi manusia yang dewasa dan menjadi manusia yang selalu dapat bersyukur atas segala apa yang terjadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar